Selasa, 16 Desember 2008

Nama Khas Orang Sasak

Berbicara tentang “nama”, nama merupakan suatu hal yang mutlak dalam suatu benda, dengan nama tersebut, kita bisa bercerita atau menjelaskan maksud kita pada yang lain. Nama merupakan suatu instrumen untuk mengenali dan mengindikasikan suatu benda atau orang.

Sebuah nama sering dijadikan sebagai judul bagi karakter, penampilan serta impresi terhadap seseorang. Bahkan seorang peramalpun, sering menggunakan nama sebagai data awal dalam memahami dan melakukan ramalan terhadap seseorang. Sebuah nama, kadang-kadang menginformasikan kepada kita, bahwa seseorang itu berasal dari suatu daerah, suku, atau keluarga tertentu seperti nama-nama yang kita dapatkan dari warga suku Batak. Dan selain itu sebuah nama juga bisa menginformasikan seseorang itu beragama apa, dari daerah mana, keturunan siapa, kalangan biasa atau bangsawan, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Meskipun nama juga kadang menipu…

Nama bagi Orang Sasak

Di Lombok yang mayoritas didiami suku Sasak, seperti daerah lainnya, penduduknya memiliki nama-nama yang khas yang sering menunjukkan dia berasal dari Lombok.

Dalam kultur masyarakat Sasak, pemberian nama bagi seorang bayi dilakukan saat “pra api”. Nama bagi masyarakat Sasak, sering diartikan sebagai sebuah doa dan identitas bagi anaknya.

Karena masyarakat Sasak mayoritas beragama Islam, sebagian masyarakatnya sering memberikan nama-nama dengan harapan namanya tersebut merupakan doa bagi anaknya seumur hidupnya, bahkan sepanjang masa sekekal waktu anaknya dihadirkan dalam takdir Ilahi (dunia dan akhirat).

Sayangnya, tidak sedikit masyarakat Sasak yang berpikir sempit bahwa doa hanya semestinya menggunakan bahasa Arab, sehingga nama-nama khas Sasakpun, meskipun memiliki arti yang baik dan dapat diniatkan sebagai doa, secara perlahan mulai tidak diminati lagi, padahal kita semua mungkin sepakat, bahwa Tuhanpun mengerti bahasa Sasak ketika kita berdoa menggunakan bahasa Sasak.

Memang bukanlah suatu masalah apakah orang tersebut akan memiliki nama yang Islam atau yang berbau Sasak. Namun yang ingin dikemukakan adalah bagaimana menyamakan persepsi sekaligus sosialisasi ke kalangan umum (khususnya luar Sasak) tentang nama-nama khas Lombok.

Memang ada juga nama-nama yang cukup populer khas Lombok seperti “Lalu” untuk laki-laki dan “Baiq” untuk perempuan. Sayangnya keberadaan nama Lalu dan Baiq, terbatas pada kalangan bangsawan Lombok saja.

Nama Khas Sasak Sebagai Identitas

Kita mungkin sering mendengar nama-nama Lubis, Harahap, Sitompul, dan kita cukup yakin bahwa mereka itu adalah orang Batak. Ada juga Suwarno, Hardjo, Tarno, Bambang, Poniyem, adalah nama-nama bagi orang Jawa. Untuk suku Sunda, kita sering mendengar nama Asep, Cecep, Dede, Eep, Endang dan lain-lain, sedangkan bagi orang Bali kita sering mendengar nama Wayan, Made, Nengah, Putu dan lain sebagainya.

Bagaimana dengan Sasak Lombok? Kita juga tentu memiliki nama-nama yang khas Sasak Lombok, sayangnya tidak sepopuler seperti dari etnis tersebut di atas

Nama-nama khas Sasak yang merupakan gelar kebangsawanan seperti juga disebutkan sebelumnya diantaranya adalah Raden, Lalu, Baiq, Dende atau Gede, tergantung dari daerahnya di Lombok. Namun yang paling populer dan paling banyak dipakai seantero Lombok adalah Lalu atau Baiq. Dan memang secara hirarki gelar Raden stratanya lebih tinggi dibanding Lalu.

Sementara untuk masyarakat Sasak umum, kita sering mendengar nama Mustiarep, Munarep, Mustiari, Munaris, Munerim, Muniri, Rumini, Seneng, Genah, Rumenah, Saimah, Sainah, Jumasih, Jumaah, Jumiri, Jumitri dan lain-lain. Bahkan nama Gubernur NTB sekarang Lalu Serinate, terkesan Sasak tulen.

Sayangnya nama-nama tersebut (nama untuk kalangan umum, bukan gelar kebangsawanan) sudah kurang diminati lagi, mungkin karena terkesan kampungan dan dianggap tidak relevan dengan tujuan memiliki nama sebagai doa (bagi yang beranggapan doa semestinya bahasa Arab).

Nama-nama khas Sasak akan terasa sekali manfaatnya kalau kita di daerah rantau, ketika mendengar seseorang bernama depan Lalu atau Baiq, kita mungkin akan serta merta mengatakan orang tersebut saudara kita dari Lombok. Tapi bagaimana kalau saudara kita tersebut bukan golongan bangsawan, yang berarti tidak menggunakan Lalu atau Baiq, kita mungkin akan kesulitan untuk mengetahuinya secara langsung bahwa dia dari Lombok.

Lalu bagaimanakah seharusnya memberi nama anak kita? Terserah anda.

Mohon maaf kalau ada yang salah.


2 komentar:

Unknown mengatakan...

Untuk nama orang Sasak dari kalangan Sasak umum bisa menggunakan nama depannya seperti Mandalika atau Anjani untuk Perempuan dan Rinjani atau Sagara untuk Laki-laki.
Ini memang bukan nama khas Sasak untuk seseorang,tapi nama ini bisa dijadikan nama khas kalangan Sasak umum.dan lagi pula nama Mandalika,Anjani dan Rinjani itu berasal dari sebuah nama tokoh di cerita rakyat dipulau lombok dan nama sebuah gunung dipulau lombok.ini bisa menjadikan penjelasan bahwa dia kalangan Sasak Umum.

Albathn mengatakan...

Lalu dan Baiq itu bukan bangsawan, tpi kacung orang bali

Posting Komentar